To respect member's privacy and keep things awesome, most of Litsy is hidden from Google. We let humans see and share pages, but not machines. Find out more.
“Scene 40 take 4!” Semua hening dan camera rolling. Tiga puluh detik berlalu. Enam puluh detik berlalu. Tiga menit berlalu. “CUTTTT!!!! LO NGAPAIN LAGI SIH, CONG?” tanya Sutradara emosi. “Penghayatan, Men. Bunuh orang kan gak gampang. Nyawa orang itu berharga.” “Lha, tukang bajaj kemaren?” “Itu sih gue laper,” ujar Pocong tanpa merasa bersalah. “GAK PAKE PENGHAYATAN, CONG. BUNUH AJA LANGSUNG! INGET, TIGA PULUH DETIK!!” “Kayaknya gue gak bisa.” “KENAPAAAAAAAAAAA???” “Nih ya gue jelasin. Waktu Christine Hakim main di Pasir Berbisik, untuk menyiapkan mental adegan bunuh orang, dia butuh enam jam, Men.” “TRUS, MAU LO APA?” “Gue butuh dua belas jam.” “LAKUIN SEKARANG! LAKUIN SEKARANG JUGA! LAKUIN ATO GUE SURUH SEMUA ORANG DI SINI NGAJI BIAR LO BERASEP!” Ketika dunia perfilman mengandalkan tokoh dari dunia lain untuk memerankan aktor utama, kehadiran sosok Pocong kemudian menghancurkan semua imajinasi para pembuat film. Ditemani sahabatnya, Babi Ngepet, Pocong akan membuat kita terbahak-bahak lewat kisahnya mempertahankan eksistensi di jagat industri film. -GagasMedia-