Gelisah Camar Terbang | Gol A Gong
Duduk bermandikan matahari sore bersamamu di Pantai Keelung, wahai cintaku, Halimah. Menerjemahkan diam yang tak pernah kumiliki. Jika pun pernah ada, kau menyembunyikannya dari gelisah burung camar di pagi hari. Aku tahu setiap gerak gemulai pohon, pertanda kau hadir membawakan rindu untukku. Itu tidak akan pernah usang, Halimah. Selembar senyummu terbang dibawa daun, melayang jatuh ke pelukanku. Luka bernanah itu, kau biarkan tertutup oleh cintamu. Setetes hingga kupeluk keabadianmu, berpendar menyatu dalam cahaya. Aku titip rinduku ini untukmu, menjadi cinta abadi, Halimah.